Ruangan Hotel terdalam di dunia yang terletak 155 meter dibawah permukaan bumi, di dalam tambang tua di vastmanland county,swedia. biayanya sekitar $ 600 per malam, tamu dapat tidur di kamar tidur bawah tanah dan memlihat keindahan dari gua di sana
24 Mar 2012
10 hewan yang sulit di temukan lagi di dunia
Makhluk-makhluk ini berada di tempat-tempat tersembunyi seperti kedalaman laut atau gua yang sangat dalam. Hewan-hewan berikut ini mungkin bukan yang paling indah, tetapi mereka adalah jenis hewan yang paling sulit ditemukan di bumi.
10. Solenodon
Solendon adalah mamalia kecil yang berasal dari Kuba dan Hispanola. Makhluk ini sangat mirip dengan tikus, ia memiliki moncong panjang dan ekor bersisik. Namun, Solenodon memiliki moncong yang fleksibel sebagai kebalikan dari tikus kesturi.
Ciri khas lain dari hewan ini adalah bahwa hewan ini sangat beracun. Solenodon adalah satu-satunya mamalia yang dapat menyuntikkan mangsanya dengan bisa racun ular. Jadi yang terbaik adalah mundur jika Anda menemui makhluk ini, karena mereka akan jatuh lalu menggigit di atas topi Anda.
9. Kakapo
Kakapo adalah satu-satunya kakatua yang tak bisa terbang di planet ini. Sedangkan sepupu mereka melakukan perjalanan melalui udara, spesies ini memilih untuk berjalan kaki atau naik dari tempat satu ke tempat lainnya.
Burung ini dapat ditemukan di Selandia Baru dan sering disebut sebagai burung beo hantu. Makhluk ini mendapat julukan dari bentuk cakram bulu di sekitar mata. Burung beo ini juga ditetapkan sebagai burung beo terbesar dengan berat mencapai 8 kg.
8. Olm
Olm adalah amfibi yang berasal dari Eropa, terutama dapat ditemukan di Italia. Makhluk ini memiliki tubuh panjang berwarna putih, dengan empat kaki kecil. Sekilas terlihat sangat mirip dengan ular kecil.
Kadal ini menghabiskan hidupnya di gua-gua bawah tanah. Makhluk ini mempunyai mata yang tidak berkembang dan benar-benar buta. Walaupun Olm tidak dapat melihat bukan berarti tak berdaya. Olm mengkompensasi kekurangan penglihatan dengan pendengaran yang luar biasa dan indera penciuman.
7. Kelelawar Bumblebee
Kelelawar Bumblebee dapat ditemukan di gua-gua batu kapur, Tenggara Thailand dan Burma. Bumblebee dewasa panjangnya hanya satu inci dari kepala ke ekor. Kelelawar ini tumbuh dengan memiliki fitur lain yang membedakannya, yaitu moncongnya yang menyerupai moncong babi.
6. Ichthyophis Kohtaoensis
Ichthyophis Kohtaoensis adalah amfibi langka yang asli Kamboja, Laos dan Thailand. Makhluk ini memiliki tubuh seperti ular panjang dengan ekor runcing.
Reptil ini memiliki tubuh abu-abu gelap dengan perut kuning. Salah satu fitur yang membuat unik reptil ini adalah fakta bahwa ia memiliki dua otot yang mengontrol rahang.
5. Hiu berjumbai
Hiu berjumbai adalah sebuah keanehan di dunia hewan. Sampai abad ke-19 para peneliti berpikir hewan ini sudah mati bersama dinosaurus. Namun, ini terbukti tidak benar, karena beberapa nelayan pernah menangkapnya dan juga beberapa penemuan bangkai makhluk ini.
Hiu ini terlihat mirip dengan belut, ia memiliki tubuh memanjang. Hiu berjumbai memiliki kepala berbentuk segitiga dengan tubuh abu-abu panjang. Hiu ini tidak memiliki sirip punggung besar, berbeda dengan sebagian besar spesies hiu lainnya.
4. Monito Del Monte
Monito Del Monte adalah istilah Spanyol untuk "monyet kecil". Tapi nama ini menipu. Monito Del Monte sebenarnya adalah marsupial yang hidup di Chili dan Argentina.
Spesies mamalia ini dianggap punah lebih dari 11 juta tahun yang lalu. Namun, penjelajah modern menemukan makhluk ini di era modern.
Marsupial kecil ini memiliki tubuh tikus dengan bulu coklat dan besar, telinga runcing dan ekor panjang. Fitur yang membedakan hewan ini adalah matanya yang besar dan ia hidup di pohon-pohon di hutan hujan. Ekor panjang ini membantu ia untuk berayun dari cabang-cabang.
3. Addax
Jenis Kijang ini sedikit sekali ditemukan di gurun Sahara. Mereka terlihat seperti banyak spesies kijang lain, namun setelah pemeriksaan lebih lanjut mereka sebenarnya sangat berbeda. Spesies ini memiliki gigi persegi seperti sapi. Juga, tanduk pada spesies ini sangat panjang dan melengkung, sehingga memiliki julukan "Kijang Tanduk Sekrup".
2. Dugong
Dugong adalah hewan laut besar yang sangat menyerupai Manatee. Sementara makhluk-makhluk sejenis yang berada dalam keluarga yang sama disebut Sirenia, mereka berbeda dari Manatee.
Dugong dapat ditemukan di perairan utara Australia dan ke dalam wilayah Indio-Pasifik. Mamalia ini memiliki tubuh abu-abu panjang dengan dayung seperti sirip ke arah kepala.
Ekor hewan ini terlihat mirip dengan ekor lumba-lumba. Juga, makhluk ini memiliki mulut yang keluar di samping dan berada dalam posisi yang lebih berbalik ke bawah, sehingga mudah untuk memakan rumput di kehidupan vegetatif dasar laut.
1. Saola
Saola sejauh ini merupakan mamalia yang paling langka di Bumi. Makhluk ini adalah asli Vietnam dan Laos. Hewan ini tumbuh dengan tinggi sekitar 3 meter. Sekilas terlihat mirip dengan kambing.
Mamalia ini memiliki ekor kecil dan telinga panjang. Namun, hewan ini memiliki pola yang sangat berbeda dengan kambing. Ia memiliki bintik-bintik putih dan garis-garis pada wajahnya.
10. Solenodon
Solendon adalah mamalia kecil yang berasal dari Kuba dan Hispanola. Makhluk ini sangat mirip dengan tikus, ia memiliki moncong panjang dan ekor bersisik. Namun, Solenodon memiliki moncong yang fleksibel sebagai kebalikan dari tikus kesturi.
Ciri khas lain dari hewan ini adalah bahwa hewan ini sangat beracun. Solenodon adalah satu-satunya mamalia yang dapat menyuntikkan mangsanya dengan bisa racun ular. Jadi yang terbaik adalah mundur jika Anda menemui makhluk ini, karena mereka akan jatuh lalu menggigit di atas topi Anda.
9. Kakapo
Kakapo adalah satu-satunya kakatua yang tak bisa terbang di planet ini. Sedangkan sepupu mereka melakukan perjalanan melalui udara, spesies ini memilih untuk berjalan kaki atau naik dari tempat satu ke tempat lainnya.
Burung ini dapat ditemukan di Selandia Baru dan sering disebut sebagai burung beo hantu. Makhluk ini mendapat julukan dari bentuk cakram bulu di sekitar mata. Burung beo ini juga ditetapkan sebagai burung beo terbesar dengan berat mencapai 8 kg.
8. Olm
Olm adalah amfibi yang berasal dari Eropa, terutama dapat ditemukan di Italia. Makhluk ini memiliki tubuh panjang berwarna putih, dengan empat kaki kecil. Sekilas terlihat sangat mirip dengan ular kecil.
Kadal ini menghabiskan hidupnya di gua-gua bawah tanah. Makhluk ini mempunyai mata yang tidak berkembang dan benar-benar buta. Walaupun Olm tidak dapat melihat bukan berarti tak berdaya. Olm mengkompensasi kekurangan penglihatan dengan pendengaran yang luar biasa dan indera penciuman.
7. Kelelawar Bumblebee
Kelelawar Bumblebee dapat ditemukan di gua-gua batu kapur, Tenggara Thailand dan Burma. Bumblebee dewasa panjangnya hanya satu inci dari kepala ke ekor. Kelelawar ini tumbuh dengan memiliki fitur lain yang membedakannya, yaitu moncongnya yang menyerupai moncong babi.
6. Ichthyophis Kohtaoensis
Ichthyophis Kohtaoensis adalah amfibi langka yang asli Kamboja, Laos dan Thailand. Makhluk ini memiliki tubuh seperti ular panjang dengan ekor runcing.
Reptil ini memiliki tubuh abu-abu gelap dengan perut kuning. Salah satu fitur yang membuat unik reptil ini adalah fakta bahwa ia memiliki dua otot yang mengontrol rahang.
5. Hiu berjumbai
Hiu berjumbai adalah sebuah keanehan di dunia hewan. Sampai abad ke-19 para peneliti berpikir hewan ini sudah mati bersama dinosaurus. Namun, ini terbukti tidak benar, karena beberapa nelayan pernah menangkapnya dan juga beberapa penemuan bangkai makhluk ini.
Hiu ini terlihat mirip dengan belut, ia memiliki tubuh memanjang. Hiu berjumbai memiliki kepala berbentuk segitiga dengan tubuh abu-abu panjang. Hiu ini tidak memiliki sirip punggung besar, berbeda dengan sebagian besar spesies hiu lainnya.
4. Monito Del Monte
Monito Del Monte adalah istilah Spanyol untuk "monyet kecil". Tapi nama ini menipu. Monito Del Monte sebenarnya adalah marsupial yang hidup di Chili dan Argentina.
Spesies mamalia ini dianggap punah lebih dari 11 juta tahun yang lalu. Namun, penjelajah modern menemukan makhluk ini di era modern.
Marsupial kecil ini memiliki tubuh tikus dengan bulu coklat dan besar, telinga runcing dan ekor panjang. Fitur yang membedakan hewan ini adalah matanya yang besar dan ia hidup di pohon-pohon di hutan hujan. Ekor panjang ini membantu ia untuk berayun dari cabang-cabang.
3. Addax
Jenis Kijang ini sedikit sekali ditemukan di gurun Sahara. Mereka terlihat seperti banyak spesies kijang lain, namun setelah pemeriksaan lebih lanjut mereka sebenarnya sangat berbeda. Spesies ini memiliki gigi persegi seperti sapi. Juga, tanduk pada spesies ini sangat panjang dan melengkung, sehingga memiliki julukan "Kijang Tanduk Sekrup".
2. Dugong
Dugong adalah hewan laut besar yang sangat menyerupai Manatee. Sementara makhluk-makhluk sejenis yang berada dalam keluarga yang sama disebut Sirenia, mereka berbeda dari Manatee.
Dugong dapat ditemukan di perairan utara Australia dan ke dalam wilayah Indio-Pasifik. Mamalia ini memiliki tubuh abu-abu panjang dengan dayung seperti sirip ke arah kepala.
Ekor hewan ini terlihat mirip dengan ekor lumba-lumba. Juga, makhluk ini memiliki mulut yang keluar di samping dan berada dalam posisi yang lebih berbalik ke bawah, sehingga mudah untuk memakan rumput di kehidupan vegetatif dasar laut.
1. Saola
Saola sejauh ini merupakan mamalia yang paling langka di Bumi. Makhluk ini adalah asli Vietnam dan Laos. Hewan ini tumbuh dengan tinggi sekitar 3 meter. Sekilas terlihat mirip dengan kambing.
Mamalia ini memiliki ekor kecil dan telinga panjang. Namun, hewan ini memiliki pola yang sangat berbeda dengan kambing. Ia memiliki bintik-bintik putih dan garis-garis pada wajahnya.
19 Mar 2012
Fenomena Monster Black Hole / Lubang Hitam
Bro kita ketemu lagi nih, sekarang saya pengen menulis artikel mengenai fenomena tata surya di jagad raya, banyak hal-hal menarik dari galaksi kita bro, terutama tentang fenomena monster black hole, benar-benar menakjubkan bro. Sekarang langsung aja kita jelajahi ya.
Black Hole atau Lubang hitam adalah sebuah pemusatan massa yang cukup besar sehingga menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar. Gaya gravitasi yang sangat besar ini mencegah apa pun lolos darinya kecuali melalui perilaku terowongan kuantum. Medan gravitasi yang begitu kuat sehingga 8 kecepatan lepas di dekatnya mendekati kecepatan cahaya.
Tak ada sesuatu, termasuk radiasi elektromagnetik yang dapat lolos dari gravitasinya, bahkan cahaya hanya dapat masuk tetapi tidak dapat keluar atau melewatinya, dari sini diperoleh kata "hitam". Istilah "lubang hitam" telah tersebar luas, meskipun ia tidak menunjuk ke sebuah lubang dalam arti biasa, tetapi merupakan sebuah wilayah di angkasa di mana semua tidak dapat kembali. Secara teoritis, lubang hitam dapat memliki ukuran apa pun, dari mikroskopik sampai ke ukuran alam raya yang dapat diamati.
Dengan Gaya gravitasinya yang sangat spektakuler lubang hitam adalah monster kosmis tersendiri. Jurang ketiadaan ini bahkan melenyapkan cahaya. Lubang hitam/Black hole sering dihubungkan dengan hilangnya benda-benda kosmis bahkan wahana udara sekalipun, seperti pernah disinggung dalam rubrik-rubrik lain berkaitan dengan hilangnya banyak pesawat di Segitiga Bermuda dan Samudera Atlantik Utara.
Pro dan kontra pendapat mengenai hal ini memang tak pernah surut. Cerita seputar Segitiga Bermuda pun sepertinya tetap misterius, dan menjadi bahan tulisan yang tidak ada habis-habisnya.
Dalam bahasan fenomena kali ini, baiklah kita tinjau sedikit apa sebenarnya lubang hitam atau yang disebut para ilmuwan sebagai singularitas dari bintang redup yang mengalami keruntuhan gravitasi (gravitational collapse) sempurna ini.
Bagaimana Sejarah terjadinya Black Hole / lubang hitam..?
Teori adanya lubang hitam pertama kali diajukan pada abad ke-18 oleh John Michell and Pierre-Simon Laplace, selanjutnya dikembangkan oleh astronom Jerman bernama Karl Schwarzschild, pada tahun 1916, dengan berdasar pada teori relativitas umum dari Albert Einstein, dan semakin dipopulerkan oleh Stephen William Hawking. Pada saat ini banyak astronom yang percaya bahwa hampir semua galaksi dialam semesta ini mengelilingi lubang hitam pada pusat galaksi.
Adalah John Archibald Wheeler pada tahun 1967 yang memberikan nama "Lubang Hitam" sehingga menjadi populer di dunia bahkan juga menjadi topik favorit para penulis fiksi ilmiah. Kita tidak dapat melihat lubang hitam akan tetapi kita bisa mendeteksi materi yang tertarik / tersedot ke arahnya. Dengan cara inilah, para astronom mempelajari dan mengidentifikasikan banyak lubang hitam di angkasa lewat observasi yang sangat hati-hati sehingga diperkirakan di angkasa dihiasi oleh jutaan lubang hitam.
Asal-mula Black Hole / lubang hitam
Lubang Hitam tercipta ketika suatu obyek tidak dapat bertahan dari kekuatan tekanan gaya gravitasinya sendiri. Banyak obyek (termasuk matahari dan bumi) tidak akan pernah menjadi lubang hitam. Tekanan gravitasi pada matahari dan bumi tidak mencukupi untuk melampaui kekuatan atom dan nuklir dalam dirinya yang sifatnya melawan tekanan gravitasi. Tetapi sebaliknya untuk obyek yang bermassa sangat besar, tekanan gravitasi-lah yang menang.
Bagaimana Pertumbuhan dari Black Hole / lubang hitam..?
Massa dari lubang hitam terus bertambah dengan cara menangkap semua materi didekatnya. Semua materi tidak bisa lari dari jeratan lubang hitam jika melintas terlalu dekat. Jadi obyek yang tidak bisa menjaga jarak yang aman dari lubang hitam akan terhisap.
Berlainan dengan reputasi yang disandangnya saat ini yang menyatakan bahwa lubang hitam dapat menghisap apa saja disekitarnya, lubang hitam tidak dapat menghisap material yang jaraknya sangat jauh dari dirinya. dia hanya bisa menarik materi yang lewat sangat dekat dengannya.
Contoh : bayangkan matahari kita menjadi lubang hitam dengan massa yang sama. Kegelapan akan menyelimuti bumi dikarenakan tidak ada pancaran cahaya dari lubang hitam, tetapi bumi akan tetap mengelilingi lubang hitam itu dengan jarak dan kecepatan yang sama dengan saat ini dan tidak terhisap masuk kedalamnya.
Bahaya akan mengancam hanya jika bumi kita berjarak 10 mil dari lubang hitam, hal ini masih jauh dari kenyataan bahwa bumi berjarak 93 juta mil dari matahari. Lubang hitam juga dapat bertambah massanya dengan cara bertubrukan dengan lubang hitam yang lain sehingga menjadi satu lubang hitam yang lebih besar.
Bila ditelusuri istilah lubang hitam, sebenarnya belum lah lama populer. Dua kata ini pertama kali diangkat oleh fisikawan AS bernama John Archibald Wheeler pada tahun 1968. Wheeler memberi nama demikian karena singularitas ini tak bisa dilihat.
Mengapa demikian? Penyebabnya tidak lain karena cahaya tak bisa lepas dari kungkungan gravitasi singularitas yang maha dahsyat ini. Daerah di sekitar singularitas atau lazimnya disebut sebagai Horizon Peristiwa (radiusnya dihitung dengan rumus jari-jari Schwarzschild R = 2GM/C2 dimana G = 6,67 x 10-11 Nm2kg-2, M = kg massa lubang hitam, C = cepat rambat cahaya) menjadi gelap. Itulah sebabnya, wilayah ini disebut sebagai lubang hitam.
Dengan tidak bisa lepasnya cahaya, serta merta sekilas kita bisa membayangkan sendiri kira-kira seberapa besar gaya gravitasi dari lubang hitam. Untuk mulai menghitungnya, ingatlah bahwa cepat rambat cahaya di alam mencapai 300 juta meter per detik. Masya Allah. Lalu, apalah jadinya bila benar sebuah wahana buatan manusia tersedot ke dalam lubang hitam? Dalam hitungan sepersejuta detik saja, tentunya dapat dipastikan wahana tersebut sudah remuk menjadi bubur.
Lebih dua ratus tahun silam, atau tepatnya pada tahun 1783. pemikiran akan adanya monster kosmis bersifat melenyapkan benda lainnya ini sebenarnya pernah dilontarkan oleh seorang pendeta bernama John Mitchell.
Mitchell yang kala itu mencermati teori gravitasi Isaac Newton (1643-1727) berpendapat, bila bumi punya suatu kecepatan lepas dari Bumi 11 km per detik (sebuah benda yang dilemparkan tegak lurus ke atas baru akan terlepas dari pengaruh gravitasi bumi setelah melewati kecepatan ini), tentu ada planet atau bintang lain yang punya gravitasi lebih besar.
Mitchell malah memperkirakan di kosmis terdapat suatu bintang dengan massa 500 kali matahari yang mampu mencegah lepasnya cahaya dari permukaannya sendiri.
Lalu, bagaimana sebenarnya lubang hitam tercipta? Menurut teori evolusi bintang (lahir, berkembang, dan matinya bintang), buyut dari lubang hitam adalah sebuah bintang biru. Bintang biru merupakan julukan bagi deret kelompok bintang yang massanya lebih besar dari 1,4 kali massa matahari.
Disebutkan para ahli fisika kosmis, ketika pembakaran hidrogen di bintang biru mulai usai (kira-kira memakan waktu 10 juta tahun), ia akan berkontraksi dan memuai menjadi bintang maha raksasa biru. Selanjutnya, ia akan mendingin menjadi bintang maha raksasa merah. Dalam fase inilah, akibat tarikan gravitasinya sendiri, bintang maha raksasa merah mengalami keruntuhan gravitasi menghasilkan ledakan dahsyat atau biasa disebut sebagai Supernova.
Supernova ditandai dengan peningkatan kecerahan cahaya hingga miliaran kali cahaya bintang biasa kemudian melahirkan dua kelas bintang, yakni bintang netron dan lubang hitam. Bintang netron (disebut juga Pulsar atau bintang denyut) terjadi bila massa bintang runtuh lebih besar dari 1,4 kali, tapi lebih kecil dari tiga kali massa matahari.
Sementara lubang hitam mempunyai massa bintang runtuh lebih dari tiga kali massa matahari. Materi pembentuk lubang hitam kemudian mengalami pengerutan yang tidak dapat mencegah apapun darinya. Bintang menjadi sangat mampat sampai menjadi suatu titik massa yang kerapatannya tidak terhingga, yang disebut singularitas tadi.
Di dalam kaidah fisika, besaran gaya gravitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak atau dirumuskan F µ 1/r2. Dari formula inilah kita bisa memahami mengapa lubang hitam mempunyai gaya gravitasi yang maha dahsyat. Dengan nilai r yang makin kecil atau mendekati nol, gaya gravitasi akan menjadi tak hingga besarnya.
Para ilmuwan menghitung, seandainya benda bermassa seperti bumi kita ini akan menjadi lubang hitam, agar gravitasinya mampu mencegah cahaya keluar, maka benda itu harus dimampatkan menjadi bola berjari-jari 1 cm!.
Fakta-fakta unik sekitar black hole atau lubang hitam
Cahaya melengkung begitu dalam di dekat lubang hitam sehingga apabila Anda berada dekatnya dan berdiri membelakangi, Anda akan dapat melihat berbagai bayangan dari setiap bintang di jagat raya, dan dapat melihat bagian belakang dari kepala Anda sendiri.
Cahaya melengkung begitu dalam di dekat lubang hitam sehingga apabila Anda berada dekatnya dan berdiri membelakangi, Anda akan dapat melihat berbagai bayangan dari setiap bintang di jagat raya, dan dapat melihat bagian belakang dari kepala Anda sendiri.
Di bagian dalam sebuah lubang hitam, ketentuan-ketentuan soal jarak dan waktu berlaku kebalikan: seperti halnya saat ini Anda tidak dapat menghindar dari perjalanan menuju masa depan, di dalam lubang hitam Anda tidak dapat mengelak dari singularitas sentral.
Apabila Anda berdiri pada sebuah jarak aman dari lubang hitam dan melihat seorang teman terjatuh ke dalamnya, dia akan terlihat bergerak melamban dan hampir berhenti ketika sampai di tepian event horizon. Bayangan teman itu akan memudar dengan sangat cepat. Sayangnya, dari sudut pandangnya sendiri dia akan melintasi event horizon dengan aman, dan akan bertemu dengan ajalnya di singularitas.
Lubang-lubang hitam adalah objek-objek yang paling sederhana di jagat raya. Anda dapat menggambarkannya secara utuh dengan hanya mengetahui massa, olakan, dan muatan listriknya. Sebaliknya, untuk melukiskan secara utuh sebutir debu saja, Anda harus menjelaskan posisi dan kondisi seluruh atomnya.
Seperti yang ditemukan Hawking, lubang-lubang hitam dapat menguap, tetapi dengan sangat lambat. Bahkan untuk seukuran massa sebuah gunung akan bertahan selama sepuluh miliar tahun, dan untuk massa yang sama dengan matahari proses penguapan akan selesai setelah 10 sampai 67 juta tahun.
Lubang hitam tidak meradiasikan cahaya, dan sebuah objek yang terjatuh ke dalamnya tidak akan mampu lagi memancarkan cahayanya. Semua itu menjadikan upaya mendeteksi lubang hitam akan sangat menantang. Hanya ketika sebuah lubang hitam berada dalam wujudnya yang kembar dan efek gravitasi menyebabkan pasangannya itu menghasilkan gas, kita dapat mendeteksi sinar-X.
Sinar yang berasal dari piringan-piringan di sekitar lubang hitam terlihat sangat mirip dengan sinar yang berasal dari piringan-piringan di sekitar bintang-bintang neutron.
Anda dapat pula menduga keberadaan sebuah lubang hitam di pusat sejumlah galaksi apabila bintang-bintang bergerak sangat cepat di sekitar sejumlah objek yang tidak terlihat.
Anda dapat pula menduga keberadaan sebuah lubang hitam di pusat sejumlah galaksi apabila bintang-bintang bergerak sangat cepat di sekitar sejumlah objek yang tidak terlihat.
Benarkah Cakram gas bertebaran di setiap jantung Galaksi..?
Dengan sifatnya yang tidak bisa dilihat, pertanyaan kemudian adalah bagaimana mendeteksi adanya suatu lubang hitam? Kesempatan yang paling baik untuk mendeteksinya, diakui para ahli, adalah bila ia merupakan bintang ganda (dua bintang yang berevolusi dan saling mengelilingi).
Lubang hitam akan menyedot semua materi dan gas-gas hasil ledakan termonuklir bintang di sekitarnya. Dari gesekan internal, gas-gas yang tersedot itu akan menjadi sangat panas (hingga 2 juta derajat!) dan memancarkan sinar-X. Dari sinar-X inilah para ahli memulai langkah untuk menjejak lubang hitam.
Pada 12 Desember 1970, AS meluncurkan satelit astronomi kecil (Small Astronomical Satellite SAS) pendeteksi sinar-X di kosmis bernama Uhuru dari lepas pantai Kenya. Dari hasil pengamatannya didapatkan bahwa sebuah bintang maha raksasa biru, yakni HDE226868 yang terletak dalam konstelasi Cygnus (8.000 tahun cahaya dari bumi) mempunyai pasangan bintang Cygnus X-1, yang tidak dapat dideteksi secara langsung.
Cygnus X-1 menampakkan orbitnya berupa gas-gas hasil ledakan termonuklir HDE226868 yang bergerak membentuk sebuah cakram. Cygnus X-1 diperhitungkan berukuran lebih kecil dari Bumi, tapi memiliki massa enam kali lebih besar dari massa matahari. Bintang redup ini telah diyakini para ilmuwan sebagai lubang hitam. Selain Cygnus X-1, Uhuru juga mendapatkan sumber sinar-X kosmis, yakni Cygnus X-3 dalam konstelasi Centaurus dan Lupus X-1 dalam konstelasi bintang Lupus. Dua yang disebut terakhir belum dipastikan sebagai lubang hitam, termasuk 339 sumber sinar-X lainnya yang dideteksi selama 2,5 tahun masa operasi Uhuru.
Eksplorasi sumber sinar-X di kosmis masih dilanjutkan oleh satelit HEAO (High Energy Astronomical Observatory) atau Einstein Observatory tahun 1978. Satelit ini menemukan bintang ganda yang lain dalam konstelasi Circinus, yakni Circinus X-1 serta V861 Scorpii dan GX339-4 dalam konstelasi bintang Scorpius.
Tahun 1999, dengan biaya 2,8 milyar dollar, AS masih meluncurkan teleskop Chandra, guna menyingkap misteri lubang hitam.
The Chandra X-ray Observatory sepanjang 45 kaki milik NASA ini telah berhasil membuat ratusan gambar resolusi tinggi dan menangkap adanya lompatan-lompatan sinar-X dari pusat galaksi Bima Sakti berjarak 24.000 tahun cahaya dari Bumi. Mencengangkan, karena bila memang benar demikian (lompatan sinar-X itu) menunjukkan adanya sebuah lubang hitam di jantung Bima Sakti, maka teori Albert Einstein kembali benar. Ia menyatakan, bahwa di jantung setiap galaksi terdapat lubang hitam!
“Dugaan semacam itu sungguh sangat dekat dengan kenyataan,” kata Frederick Baganoff yang memimpin penelitian, September 2001, kepada Reuters di Washington. Para ilmuwan pun mulai melebarkan pencarian terhadap putaran gas di sekitar tepi-tepi jurang ketiadaan ini, layaknya mencari pusaran air.
Pencarian lubang hitam dan kebenaran teori-teori yang mendukungnya memang masih terus dilakukan para ahli, seiring makin majunya teknologi dan ilmu pengetahuan.
Pertanyaan kemudian, bila lubang hitam bertebaran di kosmis, apakah nanti pada saat kiamat, monster ini pula yang akan melenyapkan benda-benda jagat raya?
Bagaimana bro, anda siap untuk bertemu Black Hole? Hehe.
Sumber :wikipedia , Hubblesite , raffa-thexfile
Misteri Panglima Burung Panglima Perang Orang Dayak
Hai bro beberapa hari ini kita diramaikan berita tentang kematian orang yang paling di buru di muka bumi ini oleh Amerika yaitu Osama bin laden, kenapa jadi rame ya bro, mungkin karena kontroversi perlakuan jasad obama yang di benamkan kelaut dan juga foto-foto yang beredar di media masa di yakini palsu, ahh nggk habis-habis membahas masalah tersebut ya bro, sekarang kita ke misteri yang satu ini dulu ya bro, up,s mengenai foto panglima burung yang di atas, itu palsu bro..nggk papakan, seep langsung aja ya.
Dalam masyarakat Dayak, dipercaya ada suatu makhluk yang disebut-sebut sangat Agung, Sakti, Ksatria, dan Berwibawa. Sosok tersebut konon menghuni gunung di pedalaman Kalimantan, dan sosok tersebut selalu bersinggungan dengan alam gaib. Kemudian sosok yang sangat di dewakan tersebut oleh orang dayak dianggap sebagai Pemimpin spiritual, panglima perang, guru, dan tetua yang diagungkan. Ialah panglima perang Dayak, Panglima Burung, yang disebut Pangkalima oleh orang Dayak pedalaman.
Ada banyak sekali versi cerita mengenai sosok ini, terutama setelah namanya mencuat saat kerusuhan Sambas dan Sampit. Ada yang menyebutkan ia telah hidup selama beratus-ratus tahun dan tinggal di perbatasan antara Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Ada pula kabar tentang Panglima Burung yang berwujud gaib dan bisa berbentuk laki-laki atau perempuan tergantung situasi. Juga mengenai sosok Panglima Burung yang merupakan tokoh masyarakat Dayak yang telah tiada, namun rohnya dapat diajak berkomunikasi lewat suatu ritual. Hingga cerita yang menyebutkan ia adalah penjelmaan dari Burung Enggang, burung yang dianggap keramat dan suci di Kalimantan.
Ada juga versi yang menceritakan bahwa Panglima Burung adalah gelar yang diberikan kepada seorang Panglima di tanah Meliau, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Kehidupan sehari-hari panglima ini seperti orang biasa (cuma tidak menikah) dan sosok panglimanya akan hadir jika terjadi kekacauan di tanah Dayak. Begitu juga dengan Panglima Naga. Panglima Naga adalah warga Nanga Mahap, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat. Panglima Naga sudah berpulang, namun beliau memiliki keponakan dan keluarga. Salah satu Keponakan Panglima Naga adalah anggota Dewan Kabupaten Sekadau 2004-2009. Jadi Panglima Burung, Panglima Naga adalah sosok yang benar-benar ada. Begitu versi yang di ceritakan.
Selain banyaknya versi cerita, di penjuru Kalimantan juga ada banyak orang yang mengaku sebagai Panglima Burung, entah di Tarakan, Sampit, atau pun Pontianak.
Namun setiap pengakuan itu hanya diyakini dengan tiga cara yang berbeda; ada yang percaya, ada yang tidak percaya, dan ada yang ragu-ragu. Belum ada bukti otentik yang memastikan salah satunya adalah benar-benar Panglima Burung yang sejati.
Banyak sekali isu dan cerita yang beredar, namun ada satu versi yang menurut saya sangat pas menggambarkan apa dan siapa itu Penglima Burung. Ia adalah sosok yang menggambarkan orang Dayak secara umum. Panglima Burung adalah perlambang orang Dayak. Baik itu sifatnya, tindak-tanduknya, dan segala sesuatu tentang dirinya.
Banyak sekali isu dan cerita yang beredar, namun ada satu versi yang menurut saya sangat pas menggambarkan apa dan siapa itu Penglima Burung. Ia adalah sosok yang menggambarkan orang Dayak secara umum. Panglima Burung adalah perlambang orang Dayak. Baik itu sifatnya, tindak-tanduknya, dan segala sesuatu tentang dirinya.
Lalu bagaimanakah seorang Panglima Burung itu, bagaimana ia bisa melambangkan orang Dayak?. Selain sakti dan kebal, Panglima Burung juga adalah sosok yang kalem, tenang, penyabar, dan tidak suka membuat keonaran. Ini sesuai dengan tipikal orang Dayak yang juga ramah dan penyabar, bahkan kadang pemalu. Cukup sulit untuk membujuk orang Dayak pedalaman agar mau difoto, kadang harus menyuguhkan imbalan berupa rokok kretek.
Dan kenyataan di lapangan membuyarkan semua stereotipe terhadap orang Dayak sebagai orang yang kejam, ganas, dan beringas. Dalam kehidupan bermasyarakat, orang Dayak bisa dibilang cukup pemalu, tetap menerima para pendatang dengan baik-baik, dan senantiasa menjaga keutuhan warisan nenek moyang baik religi maupun ritual. Seperti Penglima Burung yang bersabar dan tetap tenang mendiami pedalaman, masyarakat Dayak pun banyak yang mengalah ketika penebang kayu dan penambang emas memasuki daerah mereka.
Meskipun tetap kukuh memegang ajaran leluhur, tak pernah ada konflik ketika ada anggota masyarakatnya yang beralih ke agama-agama yang dibawa oleh para pendatang.
Riuh rendah kehidupan para pendatang tak membuat mereka marah dan tak berubah menjadi ketegangan di ruang yang lingkungannya adalah orang Dayak Ngaju disebut Danum Kaharingan.
Kesederhanaan pun identik dengan sosok Panglima Burung. Walaupun sosok yang diagungkan, ia tidak bertempat tinggal di istana atau bangunan yang mewah. Ia bersembunyi dan bertapa di gunung dan menyatu dengan alam. Masyarakat Dayak pedalaman pun tidak pernah peduli dengan nilai nominal uang. Para pendatang bisa dengan mudah berbarter barang seperti kopi, garam, atau rokok dengan mereka.
Panglima Burung diceritakan jarang menampakkan dirinya, karena sifatnya yang tidak suka pamer kekuatan. Begitupun orang Dayak, yang tidak sembarangan masuk ke kota sambil membawa mandau, sumpit, atau panah. Senjata-senjata tersebut pada umumnya digunakan untuk berburu di hutan, dan mandau tidak dilepaskan dari kumpang (sarung) jika tak ada perihal yang penting atau mendesak.
Lantas di manakah budaya kekerasan dan keberingasan orang Dayak yang santer dibicarakan dan ditakuti itu?
Panglima Burung diceritakan jarang menampakkan dirinya, karena sifatnya yang tidak suka pamer kekuatan. Begitupun orang Dayak, yang tidak sembarangan masuk ke kota sambil membawa mandau, sumpit, atau panah. Senjata-senjata tersebut pada umumnya digunakan untuk berburu di hutan, dan mandau tidak dilepaskan dari kumpang (sarung) jika tak ada perihal yang penting atau mendesak.
Lantas di manakah budaya kekerasan dan keberingasan orang Dayak yang santer dibicarakan dan ditakuti itu?
Ada satu perkara Panglima Burung turun gunung, yaitu ketika setelah terus-menerus bersabar dan kesabarannya itu habis.
Panglima burung memang sosok yang sangat penyabar, namun jika batas kesabaran sudah melewati batas, perkara akan menjadi lain. Ia akan berubah menjadi seorang pemurka. Ini benar-benar menjadi penggambaran sempurna mengenai orang Dayak yang ramah, pemalu, dan penyabar, namun akan berubah menjadi sangat ganas dan kejam jika sudah kesabarannya sudah habis.
Panglima Burung yang murka akan segera turun gunung dan mengumpulkan pasukannya. Ritual adat yang di Kalimantan Barat dinamakan Mangkuk Merah akan dilakukan untuk mengumpulkan para prajurit Dayak dari saentero Kalimantan. Tarian-tarian perang bersahut-sahutan, mandau melekat erat di pinggang. Mereka yang tadinya orang-orang yang sangat baik akan terlihat menyeramkan. Senyum di wajahnya menghilang, digantikan tatapan mata ganas yang seperti terhipnotis. Mereka siap berperang, Mengayau (memenggal kepala) dan membawa kepala yang di anggap musuhnya tersebut kemana-mana dan baru bisa berhenti apabila kepala adat yang dianggap perwakilan Panglima Burung menyadarkan mereka.
Inilah yang terjadi di kota Sampit Kalimantan Tengah beberapa tahun silam, ketika pemenggalan kepala terjadi di mana-mana hampir di tiap sudut kota.
Meskipun kejam dan beringas dalam keadaan marah, Penglima Burung sebagaimana halnya orang Dayak tetap berpegang teguh pada norma dan aturan yang mereka yakini. Antara lain tidak mengotori kesucian tempat ibadah agama manapun dengan merusaknya atau membunuh di dalamnya.
Meskipun kejam dan beringas dalam keadaan marah, Penglima Burung sebagaimana halnya orang Dayak tetap berpegang teguh pada norma dan aturan yang mereka yakini. Antara lain tidak mengotori kesucian tempat ibadah agama manapun dengan merusaknya atau membunuh di dalamnya.
Karena kekerasan dalam masyarakat Dayak ditempatkan sebagai opsi atau pilihan terakhir, saat kesabaran sudah habis dan jalan damai tak bisa lagi ditempuh, begitu yang mereka yakini dalam sudut pandang mereka.
Pembunuhan, dan kegiatan mengayau, dalam hati kecil mereka itu tak boleh dilakukan, tetapi karena didesak ke pilihan terakhir dan untuk mengubah apa yang menurut mereka salah, itu memang harus dilakukan. Dan inilah budaya kekerasan yang sebenarnya patut ditakuti itu.
Kemisteriusan memang sangat identik dengan orang Dayak. Stereotipe ganas dan kejam pun masih melekat. Memang tidak semuanya baik, karena ada banyak juga kekurangannya dan kesalahannya. Terlebih lagi kekerasan, yang apapun bentuk dan alasannya entah itu balas dendam, ekonomi, kesenjangan sosial, dan lain-lain tetap saja tidak dapat dibenarkan. Mata dibalas mata hanya akan berujung pada kebutaan bagi semuanya. Terlepas dari segala macam legenda dan mitos, atau nyata tidaknya tokoh tersebut.
Panglima Burung bagi saya merupakan sosok perlambang sejati orang Dayak.
Amun ikam kada maulah sual awan ulun, ulun gen kada handak jua bahual lawan pian malah ulun maangkat dingsanak awan pian, begitu yang di ucapkan orang kalimantan khususnya orang Banjar untuk menggambarkan sikap dari orang-orang Dayak.
Oke bro sampai disini dulu cerita tentang Panglima Burung terima kasih atas kunjungannya di blog yang sederhana ini, sampai jumpa. Peace from Kalimantan.
Kisah Menakjubkan Tiga Jam Terjebak di Masa Silam
Ketemu lagi bro, kali ini saya akan menulis artikel mengenai fenomena kedutan waktu yang menimpa dua orang turis yang sedang berlibur dipantai sanur ups salah bro dipantai Puys, Prancis maksudnya, bagaimana mereka merasa ketakutan bercampur bingung ditengah berkecamuknya suasana perang pada masa itu. Ini benar-benar menarik bro, sekarang kita langsung ke TKP ya.
Kisah berawal pada tanggal 4 Agustus 1951, fajar belum lagi menyingsing. Laut bergemuruh oleh derai ombak yang menghantam karang di kawasan pesisir Puys, Prancis. Subuh yang tenang dan damai dan ombak Seolah-olah berebut untuk menyambut datangnya mentari pagi. Namun hari itu berubah menjadi pengalaman menakutkan bagi dua turis perempuan asal Inggris yang sedang berlibur di Puys.
Puys, sebuah desa tepi pantai dekat pelabuhan Dieppe di Normandy, Prancis menjadi lokasi wisata alternatif dengan pemandangan pantai bening, dan tebing karang. Romantis untuk sebagian orang yang suka laut. Hal ini yang mendorong dua turis perempuan itu memilih Puys sebagai tempat liburan musim gugur.
Namun pengalaman liburan itu menjadi kenangan tak terlupakan bagi mereka.
ketika pada subuh hari itu, kedua turis perempuan itu terbangun oleh gaduhnya suara tembakan gencar. Suara itu semakin menguat dengan rentetan tembakan yang semakin gencar disusul jeritan dan tangisan yang sangat kacau, lalu tidak berapa lama kemudian terdengar dengung sejumlah pesawat pembom, disusul dengan ledakan-ledakan bom, tembakan mortir dan tembakan alat berat lainnya dari segala arah, belum lagi rasa kaget hilang terdengar lagi teriakan-teriakan yang menyayat hati… Keduanya kaget bukan kepalang.
ketika pada subuh hari itu, kedua turis perempuan itu terbangun oleh gaduhnya suara tembakan gencar. Suara itu semakin menguat dengan rentetan tembakan yang semakin gencar disusul jeritan dan tangisan yang sangat kacau, lalu tidak berapa lama kemudian terdengar dengung sejumlah pesawat pembom, disusul dengan ledakan-ledakan bom, tembakan mortir dan tembakan alat berat lainnya dari segala arah, belum lagi rasa kaget hilang terdengar lagi teriakan-teriakan yang menyayat hati… Keduanya kaget bukan kepalang.
Apa yang sedang terjadi? Kenapa semua menjadi kacau begini?, itu yang ada dipikiran mereka berdua dalam suasana kebingungan.
Mereka kini seolah berada di tengah kancah pertempuran hebat.
Suara demi suara pertempuran itu tetap menggema dan terdengar jelas oleh mereka. Namun mereka tak berani bergeming keluar dari kamarnya.
Suara demi suara pertempuran itu tetap menggema dan terdengar jelas oleh mereka. Namun mereka tak berani bergeming keluar dari kamarnya.
Hanya tiarap dan bersembunyi ketakutan di sudut kamar. Tubuh menggigil akibat suara tembakan dan ledakan yang kadang terdengar sangat dekat, atau suara-suara perintah khas militer dalam bahasa Inggris dan Jerman, diselingi dengan jeritan kesakitan, dan isak tangis.
Selama kurang lebih tiga jam mereka mendengar jelas semua suara pertempuran di luar sana. Sampai akhirnya suara-suara mengerikan itu semakin samar… samar… dan hilang! Debur gelombang menghantam karang sayup kembali terdengar. Fajarpun sudah menyingsing.
Setelah menenangkan diri, keduanya kemudian memberanikan diri keluar kamar. Dengan takut-takut mereka mengintip keluar jendela. Pemandangan di luar sana normal. Tak ada bekas pertempuran baru sama sekali.
Selama kurang lebih tiga jam mereka mendengar jelas semua suara pertempuran di luar sana. Sampai akhirnya suara-suara mengerikan itu semakin samar… samar… dan hilang! Debur gelombang menghantam karang sayup kembali terdengar. Fajarpun sudah menyingsing.
Setelah menenangkan diri, keduanya kemudian memberanikan diri keluar kamar. Dengan takut-takut mereka mengintip keluar jendela. Pemandangan di luar sana normal. Tak ada bekas pertempuran baru sama sekali.
Hanya ada rumah, karang, pantai, pepohonan… dan suasana keseharian di Puys.
Keduanya kemudian bertanya-tanya kepada beberapa orang yang berada di dekat sana, apakah mereka mendengar suara pertempuran barusan? Semua hanya menggeleng dengan wajah bingung. Tak ada kegaduhan apapun apalagi suara tembakan dan ledakan bom.
Keduanya kemudian bertanya-tanya kepada beberapa orang yang berada di dekat sana, apakah mereka mendengar suara pertempuran barusan? Semua hanya menggeleng dengan wajah bingung. Tak ada kegaduhan apapun apalagi suara tembakan dan ledakan bom.
Seorang penduduk lokal yang agak tua mengatakan tak ada pertempuran baru di Normandia setelah D-Day "Operation Overlord" (1945) dan “Operation Jubilee” (1942). Kemudian sang kakek menjelaskan bahwa Pelabuhan Dieppe, Puys and Pourville merupakan titik pendaratan pasukan gabungan Sekutu (Inggris, Kanada, AS dan Polandia) dalam Operation Jubille 19 Agustus 1942.
Lantas, apakah yang sebenarnya sudah terjadi? Kedua turis Inggris itu tetap tak mengerti. Mereka sangat yakin bahwa apa yang mereka dengar adalah sebuah pertempuran yang bahkan seolah bisa mereka lihat. Dalam kebingungan, mereka kemudian membuat laporan ke otoritas setempat mengenai fenomena tersebut. Mulanya laporan itu diabaikan, namun akhirnya sebuah lembaga khusus di Inggris tertarik akan hal tersebut.
Detail-detail yang Mencengangkan
British Society of Psychical Research lah yang kemudian melakukan riset dan penelitian terhadap fenomena tersebut. Mereka sangat yakin bahwa apa yang dialami dua turis perempuan Inggris itu adalah bagian dari misteri alam yang tidak terpecahkan. Namun mereka punya asumsi, kemungkinan keduanya telah terjebak dalam "kedutan waktu". Suatu fenomena terbukanya semacam portal energi di suatu tempat yang memungkinkan orang bisa merasakan apa yang telah terjadi di masa lalu. Tapi Benarkah?
Mungkin saja benar. Karena penelitian terhadap laporan perempuan itu memang menunjukkan kesamaan peristiwa dengan kejadian nyata di Puys dalam gelar Operation Jubilee, yaitu operasi tempur pendaratan Sekutu di Normandia untuk memukul Jerman yang bercokol di Prancis pada 19 Agustus 1942.
Sekilas mengenai Operation Jubilee
Waktu menunjukan hampir tengah malam, 18 Agustus 1942. Sejumlah 252 kapal dari armada serbuan amfibi pasukan Sekutu bertolak dari pelabuhan Inggris. Iring-iringan yang dikawal beragam kapal perang itu bergerak pasti menuju pesisir pantai Prancis dengan sasaran kawasan Dieppe yang dikuasai pasukan NAZI Jerman.Sebelum fajar 19 Agustus 1942 menyingsing, 6.090 pasukan gabungan Kanada dan Inggris plus Amerika Serikat, Polandia dan pejuang Prancis dan Belanda duduk gelisah di dalam ratusan kapal pendarat masing-masing. Sementara tembakan salvo bombardir laut Sekutu mulai menyalak ganas. Lantas 70 skuadron udara Sekutu (sebagian besar Angkatan Udara Inggris) terlibat sebagai bantuan tembakan dan payung udara dalam serbuan tersebut.
Sekitar 48 skuadron udara Sekutu (sebagian besar dari RAF – Inggris) memancing skuadron Luftwaffe (AU Jerman) yang melindungi pantai Dieppe dalam pertempuran terbuka.
Sementara itu gelombang pertama pasukan pendarat Kanada mulai menyentuh bibir pantai yang langsung disambut tembakan terarah dari bunker-bunker meriam pantai Jerman. Sebagian besar karam sebelum mendaratkan pasukan, sementara yang berhasil mendarat diterjang hujan peluru dari sejumlah sarang senapan mesin dan tembakan tak henti dari mortir lapangan ke area pantai yang landai.
Tiga titik penting sasaran pendaratan pasukan amfibi Sekutu di kawasan Normadia, yakni Dieppe, Puys dan Pourville, berubah menjadi neraka. Seratusan lebih personil pendarat pertama langsung disongsong kematian. Gelombang kedua kemudian segera menggantikannya namun hampir tak mendapat kemajuan berarti.
Di tiga front pesisir pantai itu tentara pendarat Sekutu itu menjadi bulan-bulanan. Sampai hampir tengah hari, serbuan itu dinyatakan gagal dengan korban luar biasa banyak. Pasukan yang belum sempat mendarat diperintahkan untuk kembali ke pangkalan, sementara yang tertinggal di pantai diperintahkan bertahan dan mundur jika memungkinkan. Hasilnya semua serdadu Kanada dan Sekutu yang tersisa akhirnya terpaksa menyerah kehabisan amunisi.
Dari, 6.090 personil Sekutu yang disiapkan untuk serbuan pantai itu, sekitar 3.623 menjadi korban yang dipastikan 1.300-an personil tewas di tempat dan sisanya terluka dan tertawan. Sementara garnisun pertahanan pantai Jerman yang diperkuat 1.500 personil, hanya 311 yang tewas dan 280 terluka.
Operation Jubilee yang juga dikenal dalam sejarah sebagai Battle of Dieppe menjadi catatan kelam serbuan amfibi besar yang dinilai gagal total yang harus dibayar mahal.
Operasi itu gagal dan kemudian menjadi bahan pertimbangan penting untuk gelar operasi tempur berikutnya "Operation Overlord" D-Day 6 Juni 1945 yang sukses mengalahkan dominasi Jerman di Prancis.
Bukti-bukti kebenaran akurasi cerita kedua turis itu dibuktikan dengan kros cek terhadap arsip data rahasia militer yang tidak pernah dipublikasikan. Hasilnya ada sejumlah besar persamaan persitiwa yang mencengangkan semua pihak.
Bukti-bukti kebenaran akurasi cerita kedua turis itu dibuktikan dengan kros cek terhadap arsip data rahasia militer yang tidak pernah dipublikasikan. Hasilnya ada sejumlah besar persamaan persitiwa yang mencengangkan semua pihak.
Walau pun kedua perempuan itu mengetahui kisah tentang Operasi Jubilee di Dieppe dari banyak literatur saat itu, mereka tak akan mendapat detail penting seperti yang tercantum dalam arsip rahasia militer itu. Namun kenyataannya mereka dapat memaparkan data-data detail yang hampir persis sama dengan arsip militer tersebut.
Hmm..jadi pengen ya bro, merasakan gimana rasanya terjebak dimasa lalu, apalagi kalau terjebaknya didalam istana disamping dayang-dayang cantik...duh enaknya..
Kamu juga mau bro?
Jantung Vampir yang dijual di ebay terbukti Hoax
Informasi ini telah saya dapatkan berawal dari salah satu kaskuser. Menanyakan tentang kebenaran dari keberadaan jantung vampire tersebut. Sebagian orang menganggap Foto Jantung tersebut asli dari Vampir.
Jantung vampir tersebut sudah terjual dengan harga 320,1 dollar amerika di ebay oleh salah satu pengguna ebay dengan ID propnomiconx.
Pertama-tama, mari kita pahami dulu apa pengertian vampir.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
"vam·pir n 1 kelelawar raksasa yg mengisap darah; 2 makhluk halus yg menurut kepercayaan (orang Barat) bangkit kembali dr kubur, kemudian keluar pd malam hari dan mengisap darah manusia yg sedang tidur; 3 ki pemeras".
Lalu, apakah Jantung tersebut benar-benar dari Vampir asli?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
klik gambar untuk memperbesar
Lalu, apakah Jantung tersebut benar-benar dari Vampir asli?
Sebenarnya Propnomicon pernah memiliki blog, di blog tersebut Propnomicon menjelaskan tentang barang jualannya tersebut pada tanggal 14 Mei 2010 hari Jum'at.
Propnomicon juga telah mengklaim bahwa Propnomicon sudah bekerja memproduksi jantung vampir yang termumikan (mungkin maksudnya terawetkan) sebagai bagian dari sebuah proyek yang besar. Setelah ada beberapa kendala kecil, dia akhirnya mampu menghasilkan sesuatu dan dia senang.
Jika Jantung tersebut berasal dari Vampir asli sejak dulu, maka sekarang jantung tersebut akan berwarna gelap. Dan tidak secerah seperti gambar yang telah Propnomicon upload/posting di blognya.
Nampak ada perbedaan warna yang cepat sekali.
Kembali seperti yang diharapkannya, dia akan menghasilkan sesuatu yang membuatnya senang, yaitu uang.
Lalu, jantung dari siapakah dia mengambil jika bukan dari vampir?
Jantung yang ia foto berbentuk mirip seperti jantung dari makhluk ber-famili Hominidae.
Lagipula, vampir berbentuk manusia memang masih fiktif, pada situs wikianswer, saya menemukan penjelasan bahwa:
"No scientific evidence has ever been provided to support the existence of human vampires. Repeated studies into the subject by parapsychologists and monsterologists have revealed no factual basis whatsoever. Actual biological vampires do exist: parasites such as mosquitoes, ticks, fleas, bedbugs, leeches, and the vampire bat of South America (Desmodus rotundus)."
Lalu, jantung dari siapakah dia mengambil jika bukan dari vampir?
Jantung yang ia foto berbentuk mirip seperti jantung dari makhluk ber-famili Hominidae.
Lagipula, vampir berbentuk manusia memang masih fiktif, pada situs wikianswer, saya menemukan penjelasan bahwa:
"No scientific evidence has ever been provided to support the existence of human vampires. Repeated studies into the subject by parapsychologists and monsterologists have revealed no factual basis whatsoever. Actual biological vampires do exist: parasites such as mosquitoes, ticks, fleas, bedbugs, leeches, and the vampire bat of South America (Desmodus rotundus)."
Lempeng Lolladoff dan Batu Dropa – Bukti kunjungan alien di masa lampau ?
Batu Dropa dan Lempeng Lolladoff adalah dua artefak masa purba yang sering dianggap sebagai bukti adanya kunjungan alien di masa lampau. Benarkah ?
Kebanyakan dari kalian mungkin sudah pernah mendengar mengenai Batu Dropa. Sedangkan soal lempeng Lolladoff, mungkin masih sedikit yang pernah mendengarnya. Namun karena kedua artefak ini sangat berkaitan, maka saya akan menulis mengenai keduanya di dalam tulisan ini. Bagi yang belum pernah mendengar mengenai kedua artefak ini, mungkin kalian akan sedikit kesulitan mencerna isi tulisan ini.
Lempeng Lolladoff
Inilah kisah resmi yang beredar mengenai Lempeng Lolladoff :
Lempeng Lolladoff adalah sebuah lempeng batu yang ditemukan di wilayah Nepal dan diperkirakan telah berusia 12.000 tahun. Pada permukaan lempeng batu ini, terlihat adanya objek berbentuk piring terbang di tengah dengan makhluk berbentuk alien di sisinya (walaupun saya melihat makhluk itu lebih mirip Casper, the friendly ghost). Batu ini pertama kali diperlihatkan pada tahun 1947 oleh seorang profesor bernama Lolladoff kepada seorang peneliti Inggris yang kemudian mempublikasikan foto lempeng ini di bukunya.
Penjelasan lebih lanjut soal batu ini, akan saya berikan setelah saya membahas soal batu Dropa.
Batu-batu Dropa
Inilah kisah resmi mengenai batu Dropa yang beredar di internet :
Pada tahun 1938, sebuah tim dari Beijing University melakukan ekspedisi ke sebuah wilayah terpencil di Bayan-Kara-Ula di kaki pegunungan Himalaya. Ekspedisi itu dipimpin oleh Prof. Chi Pu Tei.
Di wilayah itu mereka menemukan rangkaian gua dan terowongan yang sepertinya dibuat dengan teknologi canggih. Di dalam gua-gua itu, mereka menemukan kuburan-kuburan berukuran kecil yang didalamnya terkubur kerangka-kerangka yang juga berukuran kecil.
Kerangka tersebut bisa dipastikan bukan berasal dari anak kecil karena walaupun hanya memiliki tinggi sekitar 1 – 1,2 meter, kerangka tersebut memiliki ukuran tengkorak kepala yang besar.
Satu-satunya penanda yang ditemukan pada kuburan ini adalah batu-batu lempeng berbentuk lingkaran yang masing-masingnya memiliki diameter sekitar 30 cm dengan tebal hampir 1 cm. Batu-batu ini memiliki lubang kecil di tengahnya dengan alur membentuk spiral ke arah sisi luar dan usianya diperkirakan sekitar 12.000 tahun. Batu-batu inilah yang kemudian disebut batu-batu Dropa. Total batu Dropa yang ditemukan oleh ekspedisi ini adalah sebanyak 716 buah.
Lempeng Lolladoff
Inilah kisah resmi yang beredar mengenai Lempeng Lolladoff :
Lempeng Lolladoff adalah sebuah lempeng batu yang ditemukan di wilayah Nepal dan diperkirakan telah berusia 12.000 tahun. Pada permukaan lempeng batu ini, terlihat adanya objek berbentuk piring terbang di tengah dengan makhluk berbentuk alien di sisinya (walaupun saya melihat makhluk itu lebih mirip Casper, the friendly ghost). Batu ini pertama kali diperlihatkan pada tahun 1947 oleh seorang profesor bernama Lolladoff kepada seorang peneliti Inggris yang kemudian mempublikasikan foto lempeng ini di bukunya.
Penjelasan lebih lanjut soal batu ini, akan saya berikan setelah saya membahas soal batu Dropa.
Batu-batu Dropa
Inilah kisah resmi mengenai batu Dropa yang beredar di internet :
Pada tahun 1938, sebuah tim dari Beijing University melakukan ekspedisi ke sebuah wilayah terpencil di Bayan-Kara-Ula di kaki pegunungan Himalaya. Ekspedisi itu dipimpin oleh Prof. Chi Pu Tei.
Di wilayah itu mereka menemukan rangkaian gua dan terowongan yang sepertinya dibuat dengan teknologi canggih. Di dalam gua-gua itu, mereka menemukan kuburan-kuburan berukuran kecil yang didalamnya terkubur kerangka-kerangka yang juga berukuran kecil.
Kerangka tersebut bisa dipastikan bukan berasal dari anak kecil karena walaupun hanya memiliki tinggi sekitar 1 – 1,2 meter, kerangka tersebut memiliki ukuran tengkorak kepala yang besar.
Satu-satunya penanda yang ditemukan pada kuburan ini adalah batu-batu lempeng berbentuk lingkaran yang masing-masingnya memiliki diameter sekitar 30 cm dengan tebal hampir 1 cm. Batu-batu ini memiliki lubang kecil di tengahnya dengan alur membentuk spiral ke arah sisi luar dan usianya diperkirakan sekitar 12.000 tahun. Batu-batu inilah yang kemudian disebut batu-batu Dropa. Total batu Dropa yang ditemukan oleh ekspedisi ini adalah sebanyak 716 buah.
Tim ekspedisi ini kemudian kembali ke Beijing dan hasil penemuan itu disimpan selama 20 tahun di Universitas Beijing sebelum akhirnya diputuskan untuk diteliti lebih lanjut. Penelitian lanjutan ini dipimpin oleh Dr.Tsum Um Nui yang kemudian menemukan adanya hierogliph yang berukuran mikroskopik terukir di atas batu Dropa. Selain Dr.Tsum Um Nui, pihak Rusia juga menyatakan ketertarikannya atas artefak ini dan diberikan akses oleh pihak Cina untuk menelitinya. Tim peneliti Rusia yang dipimpin oleh Dr. Vyatcheslav Saizev menemukan bahwa batu-batu ini mengandung konsentrasi Kobalt yang tinggi.
Mungkin artefak ini tidak mengandung arti yang terlalu signifikan. Namun apa yang menarik adalah apa yang diceritakan oleh Hierogliph mikroskopis yang terukir di atasnya.
Hierogliph itu menceritakan bahwa pada masa lampau, sebuah ras alien bernama Dropa mendarat darurat di wilayah Himalaya. Pendaratan darurat ini menyebabkan sebagian besar kru pesawat mereka tewas. Kaum Dropa yang selamat kemudian tinggal di dalam gua-gua karena mereka diburu oleh suku setempat, Suku Ham.
Setelah beberapa lama, kedua ras, Dropa dan Ham bisa hidup berdampingan. Namun kaum Dropa ternyata tidak bisa memperbaiki pesawatnya sehingga mereka terpaksa menghabiskan sisa hidupnya di bumi bersama manusia.
Hasil penelitian Dr. Tsum Um Nui ini kemudian dikumpulkan dalam sebuah paper akademik untuk diterbitkan. Sebelum sempat diterbitkan, Beijing Academy of pre-History melarang penerbitannya. Setelah melalui berbagai usaha, pada tahun 1962, hasil penelitian tersebut akhirnya berhasil juga diterbitkan. Namun tulisan itu segera mendapat cemoohan dari kalangan ilmuwan. Dr Tsum Um Nui kemudian menarik diri dari dunia akdemis dan tinggal di Jepang sampai akhir hayatnya.
Nah, kisah Dropa ini kemudian menarik perhatian para ufolog yang percaya bahwa nenek moyang manusia berasal dari alien, atau paling tidak percaya bahwa di bumi ini ada beberapa ras keturunan alien.
Namun apa yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang adalah, batu Dropa sudah sejak lama dianggap sebagai Hoax, bahkan oleh sebagian ufolog dan penganut New Age.
Apa buktinya kalau batu Dropa adalah sebuah hoax ?
Pertama. Tidak ada catatan bahwa pada tahun 1938 pernah diadakan ekspedisi oleh tim dari universitas Beijing ke Bayan Kara Ula. Jika penemuan batu ini benar-benar signifikan, bukankah harusnya ada catatan akademis mengenai ekspedisi ini ?
Kedua. Tidak pernah ada catatan mengenai ilmuwan bernama Tsum Um Nui dan Vyatcheslav Saizev. Bahkan kedua nama ini tidak pernah ditemukan di manapun. Dengan kata lain, dua nama ini adalah fiktif. Nama Tsum Um Nui bahkan sama sekali bukan nama Cina.
Ketiga. Beijing Academy of pre-History yang disebut pernah melarang penerbitan hasil penelitian Dr Tsum Um Nui ternyata adalah sebuah akademi fiktif.
Keempat. Keberhasilan penerjemahan hierogliph pada batu Dropa dianggap sebagai kisah fiksi. Soalnya tidak pernah ada Rosetta Stone (kamus) untuk mengartikan bahasa Dropa. Jadi boleh dibilang mustahil seseorang bisa menerjemahkannya hanya dalam waktu singkat seperti yang dilakukan oleh Tsum Um Nui.
Kelima. Suku Dropa memang ada dan mendiami wilayah Tibet utara. Namun suku ini bukan suku pigmi seperti yang disebut oleh Chi Pu Tei, melainkan berukuran seperti manusia biasa dan hidup secara nomadik.
Keenam. Sumber awal yang menyebutkan adanya batu Dropa adalah sebuah buku yang berjudul “Chariots of the Gods” yang ditulis oleh Erich von Daniken pada tahun 1968. Ketika buku ini terbit, demam ufo masa purba dimulai di seluruh dunia dan Daniken dianggap sebagai orang yang paling berpengaruh dalam penyebarluasan teori ini. Namun belakangan ketahuan ternyata Daniken banyak memasukkan fakta-fakta yang tidak benar di dalam buku tersebut. Daniken kemudian mengakui bahwa ia memang mengarang sebagian isi buku tersebut.
Ia juga mengakui bahwa inspirasinya menulis buku itu berasal dari tulisan Alexander Kazantsev, seorang penulis science fiction dari Sovyet. Namun anehnya, Kazantsev menolak klaim Daniken dan malah mengatakan bahwa ia menulis kisah-kisah science fictionnya berdasarkan cerita Daniken.
Yeahh. that tells everything.
Ketujuh. Tulisan berikutnya yang menyinggung mengenai batu Dropa dengan kisah tambahan adalah sebuah buku yang berjudul “Sungods in Exile” yang “diedit” oleh David Agamon tahun 1978. Agamon mengatakan bahwa penulis buku tersebut adalah Dr. Karyl Robin Evans, seorang peneliti Inggris.
Pada tahun 1988, David Agamon mengakui kepada majalah Fortean Times bahwa buku itu adalah sebuah hoax dan Dr. Karyl Robin Evans yang disebutnya sebagai penulis buku tersebut hanyalah tokoh imajiner. Ia juga mengatakan bahwa ia menulis buku itu karena terinspirasi oleh buku “Chariots of the Gods” tulisan Daniken.
Bukankah sudah sangat jelas ?
Tujuh argumen di atas sepertinya sudah cukup untuk menolak kisah batu Dropa. Tapi jika kalian merasa tidak cukup, maka sepertinya argumen kedelapan bisa menutup kasus ini untuk selamanya.
Kedelapan. Tahukah kalian bahwa tidak pernah ada bukti bahwa batu Dropa benar-benar ada. Bayangkan, Chi Pu Tei disebut menemukan 716 lempeng batu. Tapi mengapa tidak pernah ada satupun foto yang menunjukkan bahwa batu itu benar-benar ada ?
Lalu, mungkin kalian berkata, “lho, jadi foto batu di atas itu foto batu apa ?”
Di internet memang beredar beberapa foto lempeng batu yang disebut sebagai batu Dropa, namun sebenarnya foto yang beredar itu adalah foto batu Bi yang ditemukan dalam jumlah ribuan di Cina yang berasal dari tahun 3.000 SM. Foto yang saya pasang di atas adalah foto batu Bi.
Batu Bi, tidak berdiameter 30 cm seperti yang dikatakan mengenai batu Dropa. Lagipula batu Bi terbuat dari batu Jade, bukan kobalt. Dan di permukaan batu Bi, tidak ada hierogliph mikroskopis yang ditemukan.
Batu-batu Dropa disebut disimpan di beberapa museum di Cina. Namun tidak pernah ditemukan adanya batu-batu dengan ciri-ciri seperti batu Dropa di museum-museum Cina. Jika sebuah penelitian ilmiah menyebutkan adanya sebuah objek arkeologi yang ditemukan, maka tentu saja itu berarti objek tersebut harus benar-benar ada. Apalagi kita sedang berbicara mengenai 716 buah batu.
Jadi kesimpulannya, kisah mengenai batu Dropa yang beredar hanyalah kisah fiksi yang disebarluaskan lewat internet.
Sekarang, saya sudah memberikan alasan mengapa saya meragukan kisah batu Dropa. Lalu bagaimana dengan lempeng batu bergambar Casper, ehem..maaf, maksud saya alien. Untuk Lempeng Lolladoff, kasus ini sudah selesai sejak lama. Ingatkah kalian apa yang saya tulis di atas mengenai lempeng Lolladoff ?
Saya menulis bahwa Prof Lolladoff adalah orang yang pertama kali memperlihatkan lempeng ini kepada seorang peneliti Inggris pada tahun 1947 yang kemudian mempublikasikan foto lempeng itu di bukunya. Tahukah kalian siapa peneliti Inggris yang saya maksud ?
Peneliti Inggris yang saya maksud adalah Dr. Karyl Robin Evans, tokoh fiktif dalam buku hoax “Sungods in Exile” yang diedit oleh David Agamon (lihat argumen ketujuh di atas). Foto lempeng yang kita lihat itu berasal dari buku hoax tersebut. Dengan kata lain, sama seperti batu Dropa, kisah lempeng Lolladoff adalah kisah fiktif dan kita tidak akan pernah bisa menemukan benda fisiknya dimanapun juga.
Mungkin artefak ini tidak mengandung arti yang terlalu signifikan. Namun apa yang menarik adalah apa yang diceritakan oleh Hierogliph mikroskopis yang terukir di atasnya.
Hierogliph itu menceritakan bahwa pada masa lampau, sebuah ras alien bernama Dropa mendarat darurat di wilayah Himalaya. Pendaratan darurat ini menyebabkan sebagian besar kru pesawat mereka tewas. Kaum Dropa yang selamat kemudian tinggal di dalam gua-gua karena mereka diburu oleh suku setempat, Suku Ham.
Setelah beberapa lama, kedua ras, Dropa dan Ham bisa hidup berdampingan. Namun kaum Dropa ternyata tidak bisa memperbaiki pesawatnya sehingga mereka terpaksa menghabiskan sisa hidupnya di bumi bersama manusia.
Hasil penelitian Dr. Tsum Um Nui ini kemudian dikumpulkan dalam sebuah paper akademik untuk diterbitkan. Sebelum sempat diterbitkan, Beijing Academy of pre-History melarang penerbitannya. Setelah melalui berbagai usaha, pada tahun 1962, hasil penelitian tersebut akhirnya berhasil juga diterbitkan. Namun tulisan itu segera mendapat cemoohan dari kalangan ilmuwan. Dr Tsum Um Nui kemudian menarik diri dari dunia akdemis dan tinggal di Jepang sampai akhir hayatnya.
Nah, kisah Dropa ini kemudian menarik perhatian para ufolog yang percaya bahwa nenek moyang manusia berasal dari alien, atau paling tidak percaya bahwa di bumi ini ada beberapa ras keturunan alien.
Namun apa yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang adalah, batu Dropa sudah sejak lama dianggap sebagai Hoax, bahkan oleh sebagian ufolog dan penganut New Age.
Apa buktinya kalau batu Dropa adalah sebuah hoax ?
Pertama. Tidak ada catatan bahwa pada tahun 1938 pernah diadakan ekspedisi oleh tim dari universitas Beijing ke Bayan Kara Ula. Jika penemuan batu ini benar-benar signifikan, bukankah harusnya ada catatan akademis mengenai ekspedisi ini ?
Kedua. Tidak pernah ada catatan mengenai ilmuwan bernama Tsum Um Nui dan Vyatcheslav Saizev. Bahkan kedua nama ini tidak pernah ditemukan di manapun. Dengan kata lain, dua nama ini adalah fiktif. Nama Tsum Um Nui bahkan sama sekali bukan nama Cina.
Ketiga. Beijing Academy of pre-History yang disebut pernah melarang penerbitan hasil penelitian Dr Tsum Um Nui ternyata adalah sebuah akademi fiktif.
Keempat. Keberhasilan penerjemahan hierogliph pada batu Dropa dianggap sebagai kisah fiksi. Soalnya tidak pernah ada Rosetta Stone (kamus) untuk mengartikan bahasa Dropa. Jadi boleh dibilang mustahil seseorang bisa menerjemahkannya hanya dalam waktu singkat seperti yang dilakukan oleh Tsum Um Nui.
Kelima. Suku Dropa memang ada dan mendiami wilayah Tibet utara. Namun suku ini bukan suku pigmi seperti yang disebut oleh Chi Pu Tei, melainkan berukuran seperti manusia biasa dan hidup secara nomadik.
Keenam. Sumber awal yang menyebutkan adanya batu Dropa adalah sebuah buku yang berjudul “Chariots of the Gods” yang ditulis oleh Erich von Daniken pada tahun 1968. Ketika buku ini terbit, demam ufo masa purba dimulai di seluruh dunia dan Daniken dianggap sebagai orang yang paling berpengaruh dalam penyebarluasan teori ini. Namun belakangan ketahuan ternyata Daniken banyak memasukkan fakta-fakta yang tidak benar di dalam buku tersebut. Daniken kemudian mengakui bahwa ia memang mengarang sebagian isi buku tersebut.
Ia juga mengakui bahwa inspirasinya menulis buku itu berasal dari tulisan Alexander Kazantsev, seorang penulis science fiction dari Sovyet. Namun anehnya, Kazantsev menolak klaim Daniken dan malah mengatakan bahwa ia menulis kisah-kisah science fictionnya berdasarkan cerita Daniken.
Yeahh. that tells everything.
Ketujuh. Tulisan berikutnya yang menyinggung mengenai batu Dropa dengan kisah tambahan adalah sebuah buku yang berjudul “Sungods in Exile” yang “diedit” oleh David Agamon tahun 1978. Agamon mengatakan bahwa penulis buku tersebut adalah Dr. Karyl Robin Evans, seorang peneliti Inggris.
Pada tahun 1988, David Agamon mengakui kepada majalah Fortean Times bahwa buku itu adalah sebuah hoax dan Dr. Karyl Robin Evans yang disebutnya sebagai penulis buku tersebut hanyalah tokoh imajiner. Ia juga mengatakan bahwa ia menulis buku itu karena terinspirasi oleh buku “Chariots of the Gods” tulisan Daniken.
Bukankah sudah sangat jelas ?
Tujuh argumen di atas sepertinya sudah cukup untuk menolak kisah batu Dropa. Tapi jika kalian merasa tidak cukup, maka sepertinya argumen kedelapan bisa menutup kasus ini untuk selamanya.
Kedelapan. Tahukah kalian bahwa tidak pernah ada bukti bahwa batu Dropa benar-benar ada. Bayangkan, Chi Pu Tei disebut menemukan 716 lempeng batu. Tapi mengapa tidak pernah ada satupun foto yang menunjukkan bahwa batu itu benar-benar ada ?
Lalu, mungkin kalian berkata, “lho, jadi foto batu di atas itu foto batu apa ?”
Di internet memang beredar beberapa foto lempeng batu yang disebut sebagai batu Dropa, namun sebenarnya foto yang beredar itu adalah foto batu Bi yang ditemukan dalam jumlah ribuan di Cina yang berasal dari tahun 3.000 SM. Foto yang saya pasang di atas adalah foto batu Bi.
Batu Bi, tidak berdiameter 30 cm seperti yang dikatakan mengenai batu Dropa. Lagipula batu Bi terbuat dari batu Jade, bukan kobalt. Dan di permukaan batu Bi, tidak ada hierogliph mikroskopis yang ditemukan.
Batu-batu Dropa disebut disimpan di beberapa museum di Cina. Namun tidak pernah ditemukan adanya batu-batu dengan ciri-ciri seperti batu Dropa di museum-museum Cina. Jika sebuah penelitian ilmiah menyebutkan adanya sebuah objek arkeologi yang ditemukan, maka tentu saja itu berarti objek tersebut harus benar-benar ada. Apalagi kita sedang berbicara mengenai 716 buah batu.
Jadi kesimpulannya, kisah mengenai batu Dropa yang beredar hanyalah kisah fiksi yang disebarluaskan lewat internet.
Sekarang, saya sudah memberikan alasan mengapa saya meragukan kisah batu Dropa. Lalu bagaimana dengan lempeng batu bergambar Casper, ehem..maaf, maksud saya alien. Untuk Lempeng Lolladoff, kasus ini sudah selesai sejak lama. Ingatkah kalian apa yang saya tulis di atas mengenai lempeng Lolladoff ?
Saya menulis bahwa Prof Lolladoff adalah orang yang pertama kali memperlihatkan lempeng ini kepada seorang peneliti Inggris pada tahun 1947 yang kemudian mempublikasikan foto lempeng itu di bukunya. Tahukah kalian siapa peneliti Inggris yang saya maksud ?
Peneliti Inggris yang saya maksud adalah Dr. Karyl Robin Evans, tokoh fiktif dalam buku hoax “Sungods in Exile” yang diedit oleh David Agamon (lihat argumen ketujuh di atas). Foto lempeng yang kita lihat itu berasal dari buku hoax tersebut. Dengan kata lain, sama seperti batu Dropa, kisah lempeng Lolladoff adalah kisah fiktif dan kita tidak akan pernah bisa menemukan benda fisiknya dimanapun juga.
Langganan:
Postingan (Atom)